HKSR pertama kali muncul dari Konferensi Internasional untuk Kependudukan dan Pembangunan 1994 di Kairo, Mesir yang menghasilkan Program Aksi dan Konferensi Dunia tentang perempuan ke-4 tahun 1995 di Beijing, China yang menghasilkan Platform Aksi. HKSR menjamin setiap individu untuk dapat mengambil keputusan terkait aktivitas seksual dan reproduksi mereka, tanpa adanya diskriminasi, paksaan, dan kekerasan. HKSR juga memastikan seorang individu untuk dapat memilih apakah ia akan melakukan aktvitas seksual atau tidak, kapan dia akan melakukan aktivitas itu, dan dengan siapa dia akan melakukan aktivitas tersebut.
HKSR dapat menjadi dua komponen utama, yaitu Hak
kesehatan seksual yang mencakup bebas dari tekanan masing-masing gender, bebas
diskriminasi, mendapatkan informasi terkait seksualitas dan juga bebas dalam
menentukan orientasi seksual serta menentukan pasangan. Kemudian yang kedua
adalah Hak Reproduski yang didalamnya mencakup hak untuk mendapatkan akses
pelayanan mengenai kesehatan reproduksi , hak untuk mendapatkan alat
kontrasepsi dan hak untuk mendapatkan pendidikan yang komprehensif tentang
reproduksi.
Apa saja sebenarnya HKSR? Ada 9 yang
teridentifikasi, yaitu:
1. - Mencari,
menerima, dan mengkomunikasikan informasi terkait seksualitas.
2. - Menerima
pendidikan seksual.
3. - Mendapatkan
penghormatan atas integritas tubuhnya
4.
- pasangan
5. - Memilih
untuk aktif secara seksual atau tidak
6. - Melakukan
hubungan seks konsensual
7. - Menikah
secara konsensual
8. - Memutuskan
untuk memiliki anak atau tidak, dan kapan waktu yang tepat untuk memiliki anak
9. - Memiliki
kehidupan seksual yang memuaskan, aman dan menyenangkan
Namun
demikian, sampai saat ini pendidikan HKSR masih dianggap tabu, sehingga
keingintahuan yang direpresi justru membuat faktor resiko terhadap kesehatan
seksual dan reproduksi bertambah tinggi. Hal ini tidak terlepas dari anggapan
umum bahwa mengajarkan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi dianggap
mengajarkan berhubungan seksual. Orang tua juga harus terlibat aktif memberikan
pendidikan seks secara berjenjang sesuai dengan usia anaknya. Pendidikan seks
juga sama dengan pendidikan karakter. Ketika seorang anak ingin melakukan atau
memutuskan sesuatu, mereka dapat mempertimbangkannya secara matang. Orang tua
jadi pihak paling bertanggung jawab dalam mengajarkan nilai-nilai ini.
Terdapat 12 hak-hak
reproduksi yang dirumuskan oleh International Planned Parenthood Federation
(IPPF) pada tahun 1996 yaitu :
12 Hak Reproduksi (IPPF, 1996)
- Hak
untuk hidup
- Hak
atas kebebasan dan keamanan
- Hak
atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi, termasuk
kehidupan keluarga dan reproduksinya
- Hak
atas kerahasiaan pribadi
- Hak
untuk kebebasan berpikir
- Hak
untuk mendapatkan informasi dan pendidikan
- Hak
untuk memilih bentuk keluarga, dan hak untuk membangun dan merencanakan
berkeluarga
- Hak
untuk memutuskan kapankan dan akankah punya anak
- Hak
mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan
- Hak
untuk mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
- Hak
kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam hal berpolitik
- Hak
untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
Mengapa kita perlu
mengenal dan memahami Hak Seksual dan Hak Reproduksi?
Dengan mengenal dan memahami hak seksual dan reproduksi kita, maka kita bisa
melindungi, memperjuangkan dan membela hak seksual dan reproduksi kita dan
orang lain dari berbagai tindak kekerasan dan serangan terhadap hak seksual dan
reproduksi kita.
Hak-hak
Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) menjamin setiap individu untuk dapat
mengambil keputusan terkait aktivitas seksual dan reproduksi mereka tanpa
adanya diskriminasi, paksaan, dan kekerasan. HKSR memastikan seorang individu
untuk dapat memilih apakah ia akan melakukan aktivitas seksual atau tidak,
kapan dia akan melakukan aktivitas itu, dan dengan siapa dia akan melakukan
aktivitas tersebut.
Selain
jaminan terkait aktivitas seksual seseorang, HKSR juga turut menjamin kebebasan
reproduksi seorang individu – bahwa seorang individu memiliki kebebasan untuk
memilih apakah ia akan mempunyai anak atau tidak; kapan ia akan memiliki anak;
dan akses terhadap informasi terkait hal-hal tersebut.
HKSR
merupakan bagian dari HAM,
karena Komponen HKSR berasal dari komponen-komponen HAM; seperti hak untuk
hidup, hak untuk bebas dari penyiksaan, hak untuk mendapatkan privasi, hak
untuk mendapatkan pendidikan, dan hak untuk terbebas dari diskriminasi.
Namun pada kenyataannya masih banyak remaja
yang belum memahami kesehatan seksual dan reproduksi, misalnya masih tingginya
kehamilan yang tidak diinginkan yang terjadi pada usia anak, dan juga masih
adanya diskriminasi gender antara laki-laki dan perempuan.
Permasalahan-permasalahan tersebut muncul karena sebagian remaja tidak dapat
memahami diri sendiri, terutama mengenai reproduksi dan juga perbedaan mendasar
antara gender dengan seks. Remaja sudah semestinya sadar dan paham mengenai HKSR, tetapi
pada kenyataannya masih ada saja permasalahan-permasalahan yang terjadi.
Lantas, solusi apakah yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut? Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi atau yang
disingkat menjadi HKSR adalah jawaban yang tepat. Sangat disayangkan HKSR masih
menjadi hal yang tabu bagi sebagain besar remaja, padahal HKSR yang memiliki
awalan kata "Hak" yang mana merupakan sesuatu yang melekat dan pada
diri manusia sejak lahir dan tidak dapat dilepas ataupun direbut oleh orang
lain. Dengan berlandaskan Hak, tentunya setiap
individu wajib mendapatkan informasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi
mereka.
Sumber :
-
PKBI
Pusat
-
PKBI
DIY
Comments
Post a Comment